Jumat, 22 Januari 2016

CERITA TENTANG KEENAN DAN SHINDU, CERITA TENTANG, KEYAKINAN, IMAN, DAN CINTA.. -PHILEIN-

Dalam benak seorang Keenan, Shindu adalah lelaki yang datang bagai keajaiban, setelah segala rasa sakit, air mata, dan cinta yang salah, ia menjadikan Keenan hanya satu-satunya, ratunya, yang segala perkataan adalah sebuah titah yang harus segera dipatuhi, dan Keenan mejadikan Shindu pangeran dihatinya, seperti sebuah keberuntungan, lelaki yang datang dengan cinta bukan nafsu, lelaki yang hadir tanpa diduga dalam setiap keluh kesah, dan kesakitannya, yang dengan mendengar nama itu disebut saja Keenan bisa tersenyum bahagia.

Mereka hanya mengerti cinta, bukan jarak dan perbedaan yang terbentang luas dan jelas di depan mata mereka, sebuah keyakinan dan iman, yang mereka pegang teguh dalam hati masing-masing, berharap segala jalan itu akan mudah dilalui. Setiap detik yang berlalu, adalah doa, yang tersebut dalam bahasa paling halus di dalam hati mereka, bahasa cinta, yang dalam bentuk apa pun keyakinan mereka, selalu diajarkan. Keenan dan Shindu meski percakapan mereka banyak didominasi hanya oleh Chat dan suara, namun keduanya serasa telah banyak berbagi segalanya, Shindu yang sabar mendengar celoteh Keenan, Shindu yang sabar dengan lelucon lelucon aneh yang terlontar, Shindu yang sabar menunggu, suara Keenan yang hadir untuk membangunkannya Shalat Subuh, Shindu yang sabar menunggu balasan kata "sayang" yang dikirimnya lewat sebuah pesan lantaran begitu rindunya. sepele memang tetapi Keenan sejujurnya tidak mengharapkan hal lebih selain tinggal disisi Shindu. 

Pelukan hangat Shindu, lembutnya tutur katanya, senyum dibibir tipisnya, dan pundaknya yang tentram, bagi Keenan itu jauh lebih berharga dari harta kekayaan, dia memiliki semuanya, naifnya Keenan yang hanya ingin menjadi perempuan biasa yang dicintai dengan luar biasa, dan tanpa mereka sadari pisau setajam sembilu ada dihadapan, pisau itu bernama keyakinan.. 
dan hari itu tiba, setelah percakapan panjang, setelah pertengkaran yang meredam semua manis yang terjalin selama berbulan bulan, dan penantian selama bertahun-tahun hilang, dan bagaimana cinta mereka bisa mengelak, dari kuasa Tuhan, dan dalam hari-harinya selama bertahun-tahun setelah Shindu pergi, hanya ada satu pertanyaan, "mengapa perbedaan bukan menyatukan malah memisahkan, bukankah kita hanya menyembah dan tunduk hanya pada satu Tuhan sekalipun kita memaknainya dengan cara yang berbeda?".
 

Senin, 18 Januari 2016

sejak aku kecil, aku tahu bahwa Tuhan menurunkan ku ke dunia ini dengan kemampuan yang baru aku bisa pahami semenjak aku dewasa, kata ibuku, kata perempuan hebat kekasih hatiku itu, sejak kecil aku sudah berbeda, aku bisa merasakan apa yang orang lain tak bisa rasakan, dan berfikir lebih jauh, yang bahkan tidak akan mungkin bisa dipahami oleh anak seusia ku pada masa itu. aku bermain dengan yang tak terlihat oleh mata, tak teraba oleh tangan, kecuali aku, ya,, aku...

dan setelah aku dewasa, setelah aku memahami bahwa aku "sedikit" berbeda, aku mulai menolak semuanya, bagaimana mungkin aku bisa merasakan apa yang akan terjadi dengan orang terdekat ku, aku bahkan melihatnya, bayangan hitam yang menyelimutinya, sebelum sahabatku kembali ke pangkuan Bapa di surga.. dan hal buruk yang akan menimpa mantan kekasihku dulu, seminggu sebelum kejadian itu terjadi,,

dan Tuhan, aku ingin kau mau menjaga lelaki yang aku sayangi saat ini, semoga ia terhindar dari rasa sakit karena cinta yang berbeda.. dan semoga awan biru, sinar mentari, indahnya senja, senantiasa bisa ia nikmati dengan syukur setiap hari, setiap waktu, setiap detik..

Bapa disurga,, semoga apa yang aku miliki hari ini, kelak dapat membantunya meraih bahagianya....

aku mengingatnya hari ini, ayahku, ayah sekarang umurku 22 tahun, apakah ayah ingat?, sekarang putrimu sudah menjadi seorang perempuan, sebentar lagi, mungkin putrimu ini akan menikah, apakah ayah akan ada untuk memberi restu??

ayah, andai kamu tahu, bahkan aku tidak bisa mengingat wajahmu, padahal aku ingat bagaimana wajah lelaki yang aku cintai, setiap hari ia hadir ayah, apa karena aku membencimu? makanya aku nggak bisa ingat bagaimana rupamu?


nggak kerasa udah hampir tiga tahun, untuk pertama kalinya aku liat lagi blog yang sama pengirim yang sama, dengan ratapan ratapan yang sama, dia bilang abaikan saja, tapi bisa kah aku mengabaikan segala rasa sakitnya???? tidak bisa, rasa sakitnya dan rasa sakitku, andai dia tau, bahkan lelaki itu saja tidak sampai bisa menyentuhku, bagaimana aku bisa bersamanya??? bagaimana aku bisa berbagi segalanya, tidak, cukup, jangan menulis lagi tentang aku, bukan aku orangnya bukan aku yang kamu cari, benar, hidupnya tidak lengkap tanpa aku, tapi itu dulu, hanya sebatas pelengkap, sebatas persahabatan, apa kamu memahami perbedaan persahabatan dan cinta? bahkan kami sama sama mempertanyakan, bagai mana kami bisa saling mencintai? bagaimana caranya menaikan sedikit kadar sayang kami menjadi rasa cinta, sebagai sepasang kekasih, bukan sahabat, hingga saat ini kami masih mempertanyakannya, lalu mengapa kamu cemburu???

Sabtu, 09 Januari 2016

Kamu tidak tahu, betapa aku masih menghitung hari menunggu mu untuk pulang pada satu waktu...

1460 hari tanpamu... 

apa ini karena keegoisanmu yang ingin ditemani sholat 5 waktu? apa karena keegoisanku yang ingin ditemani ibadah hari minggu digereja, sehingga ada seorang pria yang duduk disampingku saat aku sedang memuji dan memuliakan Tuhan...

1460 hari tanpamu..

tanpa ku tak ingat betapa bacaan Bismillah itu tak pernah lupa kau ucap setiap kali kau ingin menggenggam tanganku, dan Tuhan beserta kita ucapku ketika aku menyentuh wajahmu dan menatap lekat kedua bola matamu..
                                                       -PHILEIN-